SuaraSumut.id - Sebanyak 22 jenazah penumpang pesawat terbang yang jatuh di pegunungan Nepal telah ditemukan. Para korban terdiri dari 19 penumpang dan tiga awak dalam pesawat.
"Penyelamat telah menemukan 22 mayat dari lokasi kecelakaan," kata Deo Chandra Lal Karna, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), melansir Antara, Selasa (31/5/2022).
Pesawat Twin Otter De Havilland Kanada DHC-6-300 jatuh 15 menit setelah lepas landas dari kota wisata Pokhara, 125 kilometer Barat Kathmandu pada Minggu 29 Mei 2022.
Pesawat itu menuju Jomson, tempat wisata dan ziarah terkenal, 80 kilometer Barat Laut Pokhara. Penerbangan seharusnya memakan waktu 20 menit.
Tentara Nepal dan pekerja penyelamatan sudah mengevakuasi mayat dari reruntuhan, tersebar di lereng curam dengan ketinggian sekitar 14.500 kaki pada Senin (30/5). Mereka menemukan jenazah terakhir pada Selasa (31/5) pagi.
Jenazah dari 10 korban dibawa ke Kathmandu pada Senin dan 12 jenazah sisanya akan diterbangkan ke ibu kota pada Selasa, kata pejabat CAAN.
"Jenazah-jenazah itu akan dikirim ke Rumah Sakit Pendidikan (Universitas Tribhuvan) untuk divisum… dan akan ditangani oleh keluarga setelah identifikasi," kata Karna.
Pemerintah Nepal sudah membentuk panel beranggotakan lima orang guna menentukan penyebab kecelakaan dan menyarankan langkah-langkah pencegahan untuk sektor penerbangan.
Nepal, negara dengan delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, memiliki sejarah kecelakaan udara.
Baca Juga:4 Fakta Konvoi Pemotor Beratribut Khilafah, Polisi Turun Tangan Bakal Tindak Pelaku
Pada awal 2018, penerbangan AS-Bangla Airlines dari Dhaka ke Kathmandu jatuh saat mendarat dan terbakar, menewaskan 51 dari 71 orang di dalamnya.
Pada 1992, seluruh 167 orang dalam pesawat Pakistan International Airlines tewas saat menabrak sebuah bukit ketika berusaha untuk mendarat di Kathmandu.