SuaraSumut.id - Holywings Pekanbaru memutuskan menutup sementara tempat usaha dan hiburannya terhitung sejak Rabu 29 Juni 2022.
"Kami dari Holywings Pekanbaru mau atau tidak mau tetap akan menerima imbas tersebut meskipun kami tidak pernah melakukan promo tersebut di Holywings Pekanbaru. Kami berjanji akan terus mengawal kasus ini," bunyi pengumuman melansir Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (29/6/2022).
Holywings Pekanbaru juga terpaksa membatalkan sejumlah event penting yang telah dijadwalkan sebelumnya, termasuk Band Kahitna.
"Kami telah membatalkan event Kahitna serta akan melakukan penutupan sementara Holywings Pekanbaru terhitung, mulai Rabu 29 Juni 2022," katanya.
Baca Juga:Traveling Sendirian, Why Not? 12 Tips agar Tetap Aman
Perwakilan Holywings Pekanbaru, Asun didampingi Operation Manager, Kuat Lesna, meminta maaf atas keresahan yang telah terjadi.
"Sekali lagi kami mohon maaf sebesar besarnya atas kegaduhan ini. Demikian surat pernyataan ini kami buat, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih," katanya.
Diketahui, enam orang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Namun demikian, imbasnya tetap dirasakan oleh Holywings Pekanbaru.
Kasus promosi Holywings yang diduga menyinggung umat beragama Islam dan Nasrani sangat melukai hati umat.
Ketua MUI Kota Pekanbaru, Akbarizan mengatakan, Holywings harus mendapatkan konsekuensi atas perbuatannya yang telah menyakiti hati umat Muslim dan Nasrani.
Baca Juga:Merespon Aksi Teatrikal 900 Hari Buronnya Harun Masiku, KPK: Semua DPO Sama Pentingnya untuk Dicari
"Ini menjadi pelajaran, tapi tak akan berdampak pelajaran ini, kalau seandainya pemerintah tak melakukan apa-apa. Maka kami minta aparat hukum, khususnya Pemkot Pekanbaru agar diberi sanksi," katanya.
Soal sanksi, merujuk MUI di beberapa daerah, sepengetahuannya ada permintaan agar Holywings ditutup dan izinnya dicabut.
"Kami juga minta Pemkot Pekanbaru atau siapa saja yang berwenang, untuk mencabut izin Holywings di Pekanbaru. Agar ini menjadi pelajaran bagi usaha lain yang mencoba-coba bermain dalam hal bersifat SARA," kata Akbarizan.