Tanggapan Pedagang dan Anak Kos di Medan soal Kabar Harga Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat

Wanita yang sudah lima tahun berjualan mi instan ini mengaku akan memakai cara lain mensiasati kenaikan harga mi.

Suhardiman
Kamis, 11 Agustus 2022 | 18:37 WIB
Tanggapan Pedagang dan Anak Kos di Medan soal Kabar Harga Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat
Ilustrasi mi instan (Shutterstock)

SuaraSumut.id - Harga mi instan dikabarkan bakal naik tiga kali lipat. Kabar ini menjadi perhatian masyarakat, termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Salah seorang pedagang mi instan, Ani (47) mengaku hanya bisa pasrah seandainya mi instan naik tiga kali lipat.

"Kalau betul-betul naik ya mau gimana lagi," kata Ani yang berjualan di Jalan Lembaga Permasyarakatan Tanjung Gusta Medan kepada SuaraSumut.id, Kamis (11/8/2022).

Ia mengatakan, harga seporsi mi instan baik goreng maupun kuah adalah Rp 10 ribu. Menurutnya, harga ini sudah tidak mungkin lagi naik.

Baca Juga:14 Penambang Ilegal Perkosa 8 Perempuan yang Sedang Rekam Lagu di Tambang Terbengkalai

"Kalau kunaikan harganya menjadi Rp 12 ribu, lari pelanggan," ujar Ani.

Wanita yang sudah lima tahun berjualan mi instan ini mengaku akan memakai cara lain mensiasati kenaikan harga mi.

"Jual mi lokal yang harganya lebih terjangkau untuk menutup mi instan yang naik nantinya. Sama porsilah dikurangi," ujarnya.

Salah seorang karyawan swasta yang ngekos di Medan, Alfi (27) mengaku, bila benar harga mi instan naik maka ia akan beralih ke makanan lain yang lebih terjangkau.

"Mi instan ini senjata terakhir, di penghujung bulan sebelum gajian. Kalau beli nasi Padang harganya sekitar Rp 15 ribu, kalau mi instan harganya Rp 5 ribu udah kenyang," katanya.

Baca Juga:Dikepung Pasukan Keamanan Suriah, Pentolan ISIS Ledakkan Diri hingga Lukai Warga Lain

"Kalau naik tiga kali lipat seperti yang ramai dibicarakan ya mending cari makanan lain, gak beli mi instan lagilah," sambungnya.

Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, sejak operasi militer Rusia ke Ukraina, harga gandum memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, hampir dua kali lipat kenaikannya.

"Harga gandum yang sempat berada dikisaran 780-an US Dolar per bushel, meroket hingga mendekati 1.300 US Dolar per bushel hanya dalam kurun waktu sekitar dua bulan," ujarnya.

Dikhawatirkan hal ini berdampak pada kenaikan harga produk turunan dari gandum seperti mi instan, tepung, biskuit, roti dan sejumlah produk turunan lainnya.

"Kalau untuk roti sendiri, harganya sudah mengalami kenaikan sekitar 15 perse di bulan Juni lalu. Kalaupun ada rencana kenaikan harga mi instan yang mencapai tiga kali lipat, saya pikir masuk akal," ungkap Gunawan.

Meski begitu, Gunawan mengatakan, rencana menaikkan harga mi instan tiga kali lipat tidak akan dilakukan jika menimbang fluktuasi pada harga gandum tersebut.

"Saya sangat yakin dengan fluktuasi pada harga gandum belakangan ini, perusahaan mi instan tidak akan lantas dengan mudah menaikkan harga," ungkapnya.

Ditambah lagi, kata Gunawan, produsen mi instan di tanah air ada banyak. Jadi tidak mudah menaikkan harga jual kalau yang lainnya justru tidak melakukan.

"Saya perkirakan kalaupun harga mie instan ini naik, kenaikannya tidak akan sampai tiga kali lipat," jelasnya.

Dampak dari kenaikan harga mi instan ini memang cukup besar mempengaruhi pengeluaran masyarakat

"Karena konsumsi mie instan ini cukup besar di indonesia, yakni sekitar 170 bungkus per kapita per tahun," kata Gunawan.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini