Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Demo Besar-Besaran pada 6 September

ada beberapa alasan pihaknya menolak kenaikan harga BBM.

Suhardiman
Sabtu, 03 September 2022 | 17:32 WIB
Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Demo Besar-Besaran pada 6 September
Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat ditemui dalam demonstrasi di depan gedung KPU, Jakarta Pusat, Minggu (1/5/2022). [ANTARA/Walda]

SuaraSumut.id - Partai Buruh dan Serikat Buruh menegaskan penolakannya terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah.

Menolak kenaikan BBM, serikat dan Partai Buruh akan menggelar aksi besar-besaran pada 6 September 2022. Aksi ini akan digelar serentak di seluruh Indonesia.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, ada beberapa alasan pihaknya menolak kenaikan harga BBM.

Pertama, kenaikan BBM akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen. Dengan BBM naik, maka daya beli akan turun lagi menjadi 50 persen.

Baca Juga:Brigjen Hendra Kurnia Dipecat Tidak Hormat, Ferdy Sambo Kirim Surat untuk Membela

"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflansi menjadi 6,5 persen-8 persen. Sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Said Iqbal dalam keterangan yang diterima, Sabtu (3/9/2022).

Selain itu, upah buruh tidak naik dalam tiga tahun terakhir. Bahkan Menteri Ketenagakerjaan sudah mengumumkan jika Pemerintah dalam menghitung kenaikan UMK 2023 kembali menggunakan PP 36/2021.

"Dengan kata lain, diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi," ujarnya.

Alasan kedua buruh menolak kenaikan BBM karena dilakukan di tengah turunnya harga minyak dunia. Terkesan pemerintah hanya mencari untung di tengah kesulitan rakyat.

Terkait dengan bantuan subsidi upah Rp 150 ribu selama 4 bulan kepada buruh, menurut Said Iqbal, ini hanya "gula-gula saja" agar buruh tidak protes. Tidak mungkin uang Rp 150 ribu akan menutupi kenaikan harga akibat inflansi yang meroket.

Baca Juga:Betrand Peto Pamer Bekal Sekolah dari Sarwendah, Semur Telurnya Jadi Perhatian

"Terlebih kenaikan ini dilakukan di tengah negara lain menurunkan harga BBM. Seperti di Malaysia, dengan Ron yang lebih tinggi dari pertalite, harganya jauh lebih murah," katanya.

Dirinya khawatir dengan naiknnya BBM maka ongkos energi industri akan meningkat. Hal itu bisa memicu terjadinya ledakan PHK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini