"Harapannya ada bantuan pemerintah. Katanya Pak Jokowi mau bantu ojol sama nelayan. Misalnya ada bantuan langsung tunai, kalau bisa merata juga," harapnya.
Hal senada juga disampaikan driver ojol bernama M Reza Siregar (29). Ia mengaku kenaikan harga BBM sangat berdampak sekali.
"Berdampak sekali, setiap hari keliling, minyak naik, pengeluaran bertambah, sedangkan pemasukan gak naik-naik," katanya.
Reza mengaku mengeluarkan uang Rp 45 ribu untuk mengisi BBM setiap harinya. Dengan kenaikan itu maka pengeluarannya akan bertambah besar.
Baca Juga:Sidang Perdana Kasus Korupsi Surya Darmadi Digelar Kamis 8 September di PN Jakpus
"Kalau pemasukan lumayan gak masalah naik BBM, aku pun gak mau dapat bantuan, ini kan sudah sepi, harga-harga makin naik, apa gak ngeri. Bagaimana nasib masyarakat kecil yang lain, yang juga banyak yang terdampak kenaikan ini," jelasnya.
Terkait dengan kenaikan BBM, Presiden Jokowi menyampaikan akan memberikan bantuan kepada ojol dan nelayan.
Jokowi telah memerintahkan pemerintah daerah untuk menggunakan 2 persen dana transfer umum Rp 2,17 triliun untuk membantu ojol dan nelayan. Bantuan ini disalurkan selama empat bulan, dimulai bulan September.
Ketua Gerakan Roda Dua Ojek Online Indonesia (Garda Ojol) Region Sumatera Utara (Sumut) Joko Pitoyo mengatakan, pihaknya masih menanti teknis penyaluran bantuan terhadap driver ojol.
"Walaupun kawan-kawan sudah mendesak untuk turun aksi, namun secara organisasi karena garda sifatnya nasional saya koordinasi yang di pusat," jelasnya.
Pihaknya terus memonitor perkembangan bantuan yang telah dijanjikan Jokowi. Menurutnya, bantuan ini dibutuhkan untuk teman-teman ojol yang terdampak kenaikan BBM.