SuaraSumut.id - Debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 7 Januari 2024 malam berlangsung seru. Debat yang diikuti ketiga capres itu mencuri perhatian publik. Mereka menyampaikan visi misi nya terkait pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Namun, yang menjadi perhatian publik adalah saling serang antara paslon nomor urut 1, Anies Baswedan dan paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto. Dalam debat tersebut, Anies berusaha memancing emosi Prabowo dengan melontarkan pertanyaan yang diikuti dengan data.
Mulai dari anggaran Kementrian Pertahanan, kepemilikan tanah sampai pembelian alat tempur bekas. Namun, hal itu dijawab dengan tenang Prabowo Subianto. Sebab, data diberikan tidak valid.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan, strategi Anies dalam debat tidak sesuai dengan keinginan masyarakat Indonesia yang mengharapkan debat yang konstruktif dan fokus pada isu-isu penting.
Menurutnya, pernah dilakukan survei perihal pandangan masyarakat mengenai debat yang saling serang dan menjatuhkan yang dilaksanakan pada tanggal 25 hingga 27 Desember 2023. Hasil survei menunjukkan bahwa 57,0 persen responden tidak setuju ketika debat dilakukan dengan saling serang dan menjatuhkan.
Sementara 38,6 persen mengaku setuju dan disusul dengan 4,4 persen yang tidak menjawab/tidak tahu. Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak menyukai debat yang saling serang dan menjatuhkan.
Sayangnya, hal ini sepertinya kembali terulang. Alih-alih belajar dari kesalahan, Anies kembali melakukan upaya penyerangan yang sekiranya di luar dari substansi debat, yakni condong memainkan emosi dan personal Prabowo yang dinilai tidak adil dan bertendensi menjatuhkan.
"Hal ini cenderung mengganggu berjalannya sesi debat yang seharusnya berjalan dengan kondusif, malah menjadi ajang balas dendam," katanya dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, Ketua TKD Prabowo-Gibran Sumut, Ade Jona Prasetyo mengatakan, dirinya sangat menyayangkan bahwa taktik ataupun strategi seperti ini dapat terulang kembali. Mengingat, bagaimana debat lalu memberikan pengaruh besar di mata publik.
Ade Jona juga sangat menyayangkan sikap Anies yang beberapa kali berusaha menyerang Prabowo secara personal, ini nampak melalui raut wajah dan sikap menggebu Anies setiap menanggapi Prabowo.
Padahal sebaliknya, Prabowo malah terkesan santai sama seperti capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo yang terkesan fokus pada substansi debat.
"Pak Prabowo akan selalu fokus dengan politik riang gembira. Dimana, bersimbolik pada tingkah laku yang santun, bermanfaat dan tidak menyerang atau menjelekkan paslon lain. Seseorang tidak akan terlihat lebih baik dengan menjelekkan orang lain," ungkapnya.
Dirinya bersama TKD Sumut akan terus memantau perkembangan Prabowo-Gibran. Mereka terus berupaya memberikan dukungan terbaik untuk paslon capres-cawapres nomor urut 02 ini.