Tak dinyana, Folka Space berkembang sehingga memberi dampak baik bagi lingkungan dan ekonomi warga lokal.
Dalam pengembangan Folka Space, Nofrizal turut memberdayakan warga yang semula sebagai penebang hutan pinus. Mereka dilibatkan sebagai pekerja, mulai dari juru parkir hingga peracik kopi (barista).
"Alhamdulillah, hutan pinus terselamatkan, konflik sosial reda, dan warga pun makin berdaya," kata Nofrizal.

Ekonomi digital inklusif
Keberlanjutan bisnis Folka Space serta sejumlah unit usaha BUMNag milik Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang tak terlepas dari peran BRI dalam mendorong ekonomi digital inklusif di perdesaan.
Baca Juga:Dirut BRI: UMKM Merupakan Sektor yang Menyerap Tenaga Kerja Paling Tinggi di Indonesia
Dalam kegiatan operasional, Folka Space mengandalkan metode pembayaran nontunai, yakni QRIS BRI. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pelanggan dalam bertransaksi.
QRIS BRI juga didukung dengan aplikasi BRI Merchant yang memudahkan user untuk memonitor transaksi bisnisnya secara real-time dengan berbagai macam fitur dan layanan. Pelaku UMKM bisa mengunduh BRI Merchant di Play Store.
Ekonomi digital yang kian inklusif pun dirasakan Nofrizal berkat kehadiran AgenBRILink di desanya sebagai perluasan layanan perbankan BRI bagi masyarakat.
"Tidak semua warga nagari punya rekening yang sebagian besar merupakan petani. Berkat AgenBRILink, mereka dapat transfer atau tarik uang (tanpa perlu ke kantor cabang)," imbuhnya.
Kehadiran AgenBRILink juga turut membantu perekonomian desa. Sebab, tiap transaksi perbankan atau transaksi lain, agen akan mendapatkan komisi dari BRI.
Baca Juga:BRI Berkomitmen untuk Terus Menjadi ESG Market Leader di Indonesia
Mantri BRI juga berperan dalam kemajuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dikelola warga Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang. Di nagari ini sendiri, warga mengembangkan peternakan kambing, perkebunan kopi, melon, hidroponik, dan jeruk.