SuaraSumut.id - Selama Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, stan makanan di halaman Gedung Serbaguna GOR Dispora Sumatera Utara mencatat omzet hingga Rp15 juta per hari.
Novi, pedagang yang mengelola stan tersebut, mengatakan rice bowl dan ayam gunting kekinian yang mereka sajikan menjadi sangat populer di kalangan pengunjung.
"Apalagi untuk remaja yang menonton pertandingan. Mereka suka makanan yang praktis dan makanan ini juga sedang viral," katanya melansir Antara, Minggu (15/9/2024).
Novi yakin bahwa omzet akan terus meningkat, terutama karena adanya tiket gratis untuk menonton acara tersebut. Dengan kemasan bumbu instan, mereka dapat menyediakan hidangan dengan cepat dan efisien.
Melihat potensi bisnis selama acara besar seperti PON, Novi mengaku tempatnya bekerja pun mengembangkan satu divisi yang khusus menangani penjualan saat pameran.
"Dengan begitu selain di PON, di mana ada event kami bisa selalu hadir. Ini selain di Gedung Serbaguna, ada juga di mal Yuki Simpang Raya Medan," ujarnya.
Sebanyak 141 stan UMKM meramaikan festival dan bazar pada perhelatan PON XXI yang berlangsung mulai 7-15 September 2024 di Gedung Serbaguna GOR Dispora Sumut tersebut.
Tak hanya kuliner, para pelaku UMKM turut membuka stan kerajinan tangan, busana, dan sebagainya. Salah satu pelaku UMKM, Merry Erika, merupakan pedagang yang menjual berbagai kerajinan tangan dalam kegiatan itu.
Tak main-main, Merry membuka lima gerai sekaligus di ajang Festival UMKM PON XXI Aceh-Sumut 2024, yakni di lokasi strategis seperti Hotel Grand Inna, Hotel Grand Antares, Fave Hotel, Gedung Serba Guna Pancing, dan Sumut Creative Center di Komplek Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Medan.
"Ini kesempatan langka yang harus saya manfaatkan karena PON tidak digelar setiap tahun, apalagi di Sumatera Utara," ungkap Merry.
Lokasi pertandingan yang tidak terlalu jauh, seperti Medan-Langkat, memudahkan dirinya membuka beberapa gerai sekaligus.
Pada stan yang dibuka, Merry memamerkan berbagai produk kerajinan tangan berbahan dasar kawat tembaga, seperti aksesori buatan tangan (handmade) berupa kalung, cincin, gelang, dan bros.
Khusus gelang, ia menggunakan kawat tembaga, dengan harga jual gelang mulai dari Rp15 ribu hingga Rp500 ribu.
"Produk termahal adalah kalung yang menggunakan kawat tembaga yang dikombinasikan dengan batu-batu mutiara karena proses pembuatannya cukup rumit," jelasnya.
Salah satu teknik khas yang digunakan Merry, yakni proses oksidasi pada kawat yang dirajut, sehingga menghasilkan warna hitam. Untuk menonjolkan kekhasan Sumut, ia juga kerap mengombinasikan kawat tembaga dengan kain ulos.