Sebab Golkar adalah partai yang inklusif, dengan menciptakan sebuah perubahan.
Penumpang Gelap
Hanya saja, DPP Golkar harus mewanti-wanti adanya penumpang gelap yang dapat merusak tatanan demokrasi dalam perpolitikan di Indonesia, terkhusus Sumatera Utara.
"Wajar-wajar saja, siapapun kader punya hak untuk mencalonkan diri sebagai calon Ketua DPD Golkar Sumut. Hanya saja DPP harus mewanti-wanti adanya penumpang gelap yang bukan berasal dari partai itu sendiri," ungkapnya.
Dikatakan Bakhrul, peran penumpang gelap ini pasti membawa hal buruk yang bertujuan untuk kepentingan pribadinya.
"Kalau ada kepentingan seseorang berarti itu tidak demokrasi namanya. Karena sudah mencampuri dan merusak demokrasi dalam sistem perpolitikan yang sudah baik terbangun," jelasnya.
Dosen UNIMED ini kemudian mengatakan, jikalau suatu saat Ijeck digagalkan, maka Partai Golkar dianggap telah melupakan sejarah yang sudah terjadi.
"Jikalau Ijeck digagalkan karena adanya intervensi dari seseorang, jelas sudah Golkar melupakan keberhasilan berkat pemikiran dan gagasan yang telah diciptakan oleh Ijeck," cetusnya.
Menurutnya, Ijeck harus melanjutkan kepemimpinan di Golkar Sumut, lantaran kemenangan sudah dirasakan oleh seluruh kader di Sumatera Utara.
"Kontribusi Ijeck terhadap Golkar jelas sudah dilihat dan dirasakan. Sampai dengan saat ini saya memandang Ijeck harus melanjutkan memimpin Golkar Sumut, kemenangan Golkar sudah terbukti di Sumatera Utara," katanya.