Asrama Pesantren di Bireuen Ambruk Akibat Longsor

Beruntung dalam insiden yang terjadi tidak ada korban jiwa.

Suhardiman
Kamis, 27 November 2025 | 15:48 WIB
Asrama Pesantren di Bireuen Ambruk Akibat Longsor
Gedung asrama Dayah (pesantren) di Kabupaten Bireuen, Aceh, ambruk akibat longsor. [Antara]
Baca 10 detik
  • Asrama Pesantren Najmul Hidayah di Bireuen ambruk ke sungai akibat longsor.
  • Insiden ini terjadi karena pengaman tebing sungai dari batu gajah yang dibangun tahun 2016 tidak sesuai konstruksi.
  • Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian materi ditaksir mencapai Rp6 miliar lebih dan santri butuh bantuan darurat.

SuaraSumut.id - Bencana alam melanda Kabupaten Bireuen, Aceh. Gedung asrama Dayah (pesantren) Najmul Hidayah Al Aziziyah di Meunasah Subung, Cot Meurak Blang, ambruk ke sungai akibat longsor. Beruntung dalam insiden yang terjadi tidak ada korban jiwa.

Demikian dikatakan olehPembina Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah, Tgk Adli Abdullah, melansir Antara, Kamis 27 November 2025.

"Alhamdulillah tidak ada korban, karena santri sudah diungsikan dari semalam ke masjid pasantren, Allah maha kuasa," katanya.

Video ambruknya asrama di dayah beredar di media sosial. Kejadian itu berbarengan dengan kondisi cuaca di sejumlah daerah di Aceh yang diguyur hujan deras sejak sepekan terakhir, dan sembilan kabupaten telah mengalami banjir hingga longsor akibat meluapnya air sungai dan derasnya debit air.

Kondisi cuaca ekstrem memang berkaitan dengan ambruknya asrama itu. Lokasi bangunan asrama memang berada di tepi sungai. Kemudian, karena arus yang deras, pengaman tebing sungai hancur hingga berujung ambruknya gedung.

"Longsor disebabkan batu gajah yang dipasang (pengaman tebing sungai) tidak sesuai," ujarnya.

Tebing sungai di sana yang dibangun menggunakan batu gajah itu dipastikan tidak sesuai dan masalah itu sudah pernah diproses hukum.

"Tembok pengaman sungai dibangun tahun 2016, dan pernah bermasalah jebol karena banjir bandang yang melanda sungai Krueng Batee Iliek," katanya.

Dirinya memperkirakan, kerugian materi akibat robohnya bangunan asrama pesantren tersebut mencapai Rp 6 miliar lebih.

Para santri saat ini sudah mengungsi ke masjid dayah setempat, mereka sudah dievakuasi sebelum bangunan runtuh. Kini, mereka kehilangan tempat tinggal, pakaian dan peralatan lainnya.

Adli menegaskan, untuk pesantren sendiri saat ini membutuhkan penanganan darurat dari pemerintah, khususnya dapur umum dan pakaian untuk digunakan santri.

"Kita butuh dapur darurat dan pakaian pengganti bagi santri yang menghuni asrama ini mencapai 329 orang," kata Adli Abdullah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak