- Bencana banjir bandang dan longsor di Tapteng memasuki hari kedelapan; kondisi pemulihan masih jauh dari tercapai.
- Warga di desa-desa terisolir terpaksa bertahan hidup dengan memakan durian karena keterbatasan bahan makanan.
- Infrastruktur vital belum berfungsi normal, ditandai listrik padam, beras menipis, dan evakuasi korban tertimbun terhambat.
SuaraSumut.id - Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, telah memasuki hari ke-8, namun kondisi di lapangan masih jauh dari pulih.
Fakta memilukan terungkap, warga di desa-desa yang terisolir demi bertahan hidup terpaksa memakan durian.
Hal ini diungkap oleh Bupati Tapteng Masinton Pasaribu dalam unggahan di akun Instagram @masinton, dilihat Selasa 2 Desember 2025.
"Bahkan masyarakat di desa terisolir bertahan hidup dgn makan durian," tulis Masinton.
Masinton mengungkapkan kondisi Tapteng saat ini ditandai dengan listrik yang belum menyala, stok beras yang menipis, antrean panjang di SPBU hingga stok gas elpiji menipis.
"Stok beras menipis, antrian panjang di pom bensin, stok gas elpiji menipis," tulisnya.
Masinton mengatakan bahwa sampai saat ini masih ada beberapa desa yang terisolir. Bahkan, jenazah tertimbun material longsor juga masih ada yang belum dievakuasi.
"Beberapa desa masih terisolir belum dapat ditembus via darat. Jenazah tertimbun longsor di beberapa desa belum dapat dievakuasi," katanya.