-
Jejak diduga Harimau Sumatera kembali ditemukan dekat permukiman warga Simatohir.
-
Warga temukan ikan peliharaan mati tanpa kepala di kolam rumah.
-
BKSDA pasang kamera trap pantau pergerakan Harimau Sumatera.
SuaraSumut.id - Warga Kampung Simatohir, Desa Perkebunan, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), digegerkan setelah Harimau Sumatera diduga meninggalkan jejak kaki di sekitar permukiman.
Penemuan terbaru ini memperkuat kekhawatiran warga atas kemunculan Harimau Sumatera yang dilaporkan berkeliaran beberapa hari terakhir.
Kepala Desa Perkebunan, Julianto, mengatakan jejak Harimau Sumatera tersebut ditemukan di pasir di tepi kolam belakang rumah sekaligus bengkel milik seorang warga bernama Iwan pada Sabtu.
“Jejak itu ditemukan di kolam belakang rumah warga kami atas nama Iwan,” kata Julianto, Sabtu (20/12/2025).
Menurut Julianto, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Iwan sempat mendengar suara berisik kuat dari arah belakang rumahnya. Namun, karena masih adanya kekhawatiran terkait Harimau Sumatera yang diduga berkeliaran di wilayah tersebut, Iwan memilih tidak keluar rumah untuk memastikan sumber suara.
Saat pagi hari tiba, Iwan baru memeriksa area belakang rumahnya. Ia kembali terkejut setelah mendapati sejumlah jejak kaki yang diduga milik satwa buas di sekitar kolam kecil di belakang rumahnya.
Jejak ini menjadi temuan lanjutan setelah sebelumnya warga juga melaporkan jejak serupa di lokasi lain.
“Lokasi temuan ini berjarak sekitar satu kilometer dari titik penemuan jejak kaki dua hari sebelumnya di Kampung Malombu, yang saat ini sudah dipasangi kamera trap oleh BKSDA Wilayah III Sumatera Utara,” ujar Julianto.
Selain jejak kaki, Iwan juga menemukan beberapa ikan peliharaannya dalam kondisi mati. Ikan jenis ikan mas dan mujahir tersebut ditemukan tanpa bagian kepala. Diduga kuat, ikan-ikan tersebut menjadi mangsa satwa liar yang berkeliaran di sekitar kolam.
Kolam tempat ditemukannya jejak diduga Harimau Sumatera itu berada tidak jauh dari kawasan Pabrik Kelapa Sawit Perkebunan Hapesong. Dengan adanya temuan terbaru ini, keresahan warga Desa Perkebunan semakin meningkat, terutama karena lokasi permukiman berdekatan dengan area aktivitas warga.
“Kami khawatir. Jika ikan saja sudah menjadi korban, dikhawatirkan satwa tersebut dalam kondisi lapar,” kata Julianto.
Sebelumnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Sumatera Utara telah memasang empat unit kamera trap di sejumlah titik yang diduga menjadi jalur perlintasan Harimau Sumatera.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan keberadaan satwa dilindungi tersebut sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat sekitar. (Antara)