Riki Chandra
Minggu, 05 Desember 2021 | 18:59 WIB
Suasana di rumah duka ibu dan anak korban kecelakaan maut antara kereta api vs mobil angkot di Medan. [Suara.com/M Aribowo]

SuaraSumut.id - Kecelakaan maut antara mobil angkutan kota (angkot) Vs kereta api di Sekip Medan, Sumatera Utara (Sumut), menyisakan cerita pilu. Terutama bagi keluarga penumpang angkot yang tewas dalam peristiwa nahas tersebur.

Petaka yang dipicu sopir ugal-ugalan ini merenggut empat nyawa penumpang angkot. Sedangkan enam penumpang lainnya selamat dengan kondisi luka-luka.

Dua dari empat korban meninggal dunia ternyata ibu dan anak. Keduanya yakni Asma Nur (42) dan putrinya Faida Naila Harahap (10).

SuaraSumut.id mendatangi rumah almarhum Asma Nur yang berada di Jalan Karya Gg Karang Anyar Medan, Minggu (5/12/2021) siang. Hawa dingin disertai rintik rintik hujan menyelimut rumah duka.

Mata puluhan pelayat tampak sabak. Isak tangis keluarga korban lantang terdengar dari sudut rumah duka.

Dari penuturan keluarga, korban dan putrinya ternyata baru pulang melayat dari Aceh Tenggara. Setiba di Medan, korban menumpangi angkot yang ditabrak kereta api itu.

"Almarhum dan anaknya baru pulang melayat dari Aceh Tenggara, abang iparnya meninggal dunia. Pulang dari Aceh naik bus, Sabtu (4/12/2021) siang, sampai Padang Bulan (Medan) naik angkot, tujuan kemari," kata Lamsari Harahap (61) kakak ipar korban di rumah duka.

Ia mengatakan, pihak keluarga yang mengetahui almarhum dan anaknya pulang dari Aceh, lalu menghubunginya lewat selular untuk memastikan apakah sudah tiba di rumahnya atau tidak.

"Keluarga nelpon coba hubungi, manatau almarhum ke tempat anaknya (yang sudah berkeluarga) di Kelumpang, Deli Serdang, tapi jam tiga sore kami sudah kehilangan kontak. Korban anaknya ada tiga, yang paling besar udah berkeluarga, yang meninggal ini yang paling kecil," ucap Lamsari.

Baca Juga: Kecelakaan Tragis Angkot Vs Kereta Api di Medan, Ini Identitas 3 Korban Tewas

Keluarga yang mulai khawatir dengan keberadaan korban, lalu menelpon anaknya di rumah Jalan Karya Medan. "Dibilang anaknya mamak belum ada sampai," jelasnya.

Hingga malam hari tiba, keberadaan korban dan putrinya tidak diketahui. Lamsari mengatakan, tak berapa lama kemudian, suami korban yang berada di Aceh memberitahukan bahwa Kepala Lingkungan (Kepling) di Medan, menelponnya, sesuatu yang tidak beres terjadi.

"Adik saya (suami korban) nelpon lagi, rupanya yang ada ada di dalam angkot (kecelakaan) orang itu," ucap Lamsari.

Sontak, pihak keluarga korban langsung bergegas menuju Rumah Sakit Royal Prima di Jalan Ayahanda Medan. Ternyata kabar itu betul.

Jenazah korban dan anaknya lalu dibawa ke rumah duka. Puluhan pelayat pun berdatangan. "Jenazah sudah dikebumikan di TPU Pasar Lima Helvetia, Minggu siang," kata Lamsari.

Wanita ini menceritakan tidak ada firasat tertentu sebelum kepulangan korban, saat berada di Aceh, Rabu (1/12/2021) kemarin, putri korban sempat tidak mau kembali ke Medan.

Load More