SuaraSumut.id - Pusat rehabilitasi sangat diperlukan untuk recovery gajah liar yang masuk ke ruang tata kelola masyarakat maupun terjerat.
Hal tersebut diungkap Direktur Eksekutif Walhi Sumut, Doni Latuperisa, dilansir dari Antara, Rabu (3/2/2021).
"Tentu kita menghindari konflik satwa dengan manusia, apalagi gajah adalah spesies kunci di Pulau Sumatera," kata Doni.
Doni mengatakan, Barumun Nagari Wildlife Santuary (BNWS) Kabupaten Padang Lawas, juga memiliki tempat perawatan gajah.
Baca Juga:Google Maps Bisa Belah Layar, Turut Tampilkan Street View
"Jumlah populasi gajah di BNWS 15 ekor, dan kondisi satwa dalam keadaan sehat serta aktif," ujarnya.
Di Tangkahan, kata Doni, ada Conservation Response Unit (CRU) merupakan destinasi ekowisata dengan suasana alam yang masih terjaga.
"Luas areal wisata alam itu, mencapai 17.000 hektare berada dalam pengelolaan Conservation Response Unit (CRU)," katanya.
"Dengan keindahan aneka ragam hutan belantara itu, para wisatawan dari mancanegara maupun dunia akan mendapatkan pengalaman yang dapat dinikmati secara langsung," katanya.
Sementara itu, BBKSDA Sumatera Utara mengelola tiga lokasi konservasi gajah.
Baca Juga:Anggota DPRD Jember Pukul Ketua RT, DPC PPP Ogah Beri Pendampingan Hukum
Dengan jumlah 22 individu gajah yang tersebar di Pusat Latihan Gajah Holiday di Kabupaten Labuhan Batu Selatan (tiga), BNWS di Kabupaten Padang Lawas (15), dan Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di Kabupaten Simalungun (empat).