Nakes di Medan Alami Sesak Napas Usai Divaksin Covid-19

Ia mengalami gejala sesak napas pada menit ke 22 pasca-penyuntikan vaksin Covid-19.

Suhardiman
Rabu, 10 Februari 2021 | 16:36 WIB
Nakes di Medan Alami Sesak Napas Usai Divaksin Covid-19
Seorang nakes sesak napas dan harus dirawat usai divaksin Covid-19. [Suara.com/Muhlis]

SuaraSumut.id - Seorang tenaga kesehatan mengalami sesak napas setelah disuntik vaksin Covid-19, usai mengikuti vaksinasi di Pendopo USU, Medan, Rabu (10/2/2021). Tenaga kesehatan tersebut langsung diboyong ke ruang pemeriksaan untuk mendapat perawatan.

Dr Irfan Hamdani, dokter penanggungjawab KIPI Rumah Sakit USU mengatakan, pasien merupakan dokter di Dinas Kesehatan Sumut. Ia mengalami gejala sesak napas pada menit ke 22 pasca-penyuntikan vaksin Covid-19.

"Dia mengeluhkan susah bernapas. Sudah kita lakukan pemeriksaan dan pertolongan emergency, kita pantau dan kondisi kesadaran baik, oksigen baik, kemudian tekanan darah sedikit meningkat. Kondisinya sebenarnya baik," kata Irfan.

Hasil analisis dan anamnesis diketahui nakes tersebut mengalami gangguan kecemasan saat berada di keramaian. Pasien juga mengalami hipertensi dalam pemakaian dua dosis obat.

Baca Juga:Pelaku Aborsi Ilegal Bekasi Tak Memiliki Kompetensi Tenaga Medis

Sehingga pada menit 22 itu timbul rasa cemas. Rasa cemas yang meningkatkan tensi kemudian menyebabkan pasien Sincope (perasaan ingin pingsan) secara tiba-tiba.

"Rasa cemas yang berlebih, susah bernapas, seolah-olah ini bagian dari efek tambahan atau reaksi ikutan pasca-imunisasi," ujarnya.

Saat ini pasien masih menjalani perawatan. Dari rekam elektrokardiogram (EKG), kondisi kesadaran pasien baik. Pihaknya sedang melakukan pemantauan selama 1 hingga 2 jam ke depan. Ketika tidak ada gejala ikutan yang muncul, maka pasien diperbolehkan pulang.

"Dengan catatan tetap melaporkan gejala ikutan yang muncul setelah pulang ke rumah," ungkapnya.

Sebelum dilakukan vaksinasi, nakes yang mengalami gejala sesak napas itu telah menjalani prosedur pemeriksaan baik itu screening maupun pemeriksaan awal apakah layak di vaksin atau tidak.

Baca Juga:Anak Buah Moeldoko Marah Gebrak Meja Kantor Gubernur Sulsel, Ini Sosoknya

"Tapi memang, kalau untuk gangguan kecemasan, itu kan tidak ada ukurannya, sehingga tidak termonitor saat dilakukan screening," katanya.

2.715 tenaga kesehatan terima vaksin Covid-19

Sementara itu, ada 2.715 tenaga kesehatan menerima penyuntikan vaksin Covid-19 yang berlangsung di Pendopo Universitas Sumatera Utara (USU).

Anggota bidang penanganan kesehatan Satgas Covid-19 Sumut, Dr Restuti Hidayani Saragih Sp.PD, K-PPI, M.H (Kes), mengatakan, pekan vaksinasi dilakukan sebagai langkah percepatan atau akselerasi target vaksinasi terhadap nakes sebagai prioritas.

"Ada sebanyak 2.715 nakes yang terdaftar sampai tadi malam dan mengikuti vaksinasi pada hari ini," katanya.

Menurutnya, dalam pelaksanaan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan terjadi kendala pendataan, sehingga tidak semua ter-cover. Meski telah diatasi dengan memperbolehkan setiap nakes mendatangi fasilitas kesehatan yang ada, namun belum berjalan maksimal sehingga dilakukan pencanangan vaksinasi massal.

"Massal yang dimaksud, kita dapat menggaet orang-orang target vaksin prioritas seperti doker, koas, asisten nakes, tenaga penunjang medis misalnya supir ambulans dan tenaga kebersihan rumah sakit. Itu termasuk tapi mereka luput dari pendataan," ujarnya.

Untuk Provinsi Sumatera Utara, vaksinasi perdana ini sebagai pencanangan yang setelah ini diharapkan akan diikuti oleh kabupaten/kota lain di seluruh Sumut.

Apalagi, secara nasional telah lebih dulu dilaksanakan yang langsung dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian Kesehatan, katanya, berharap ada peningkatan target vaksinasi kepada nakes di Sumut.

"Pada kegiatan pencanangan ini faskes yang terlibat ada delapan rumah sakit dan lima puskesmas di Kota Medan. Sumut di bawah naungan Satgas Covid-19, Ini launching sebenarnya. Dilakukan selama seminggu sampai tanggal 17 Februari," ujarnya.

Kendala vaksinasi terhadap nakes juga disebabkan masih adanya rasa ragu dan takut untuk melakukan penyuntikan vaksin. Padahal, MUI dan BPOM telah menyatakan vaksin aman dan halal.

Berdasarkan data yang ada, untuk wilayah Medan-Binjai-Deliserdang (Mebidang) range gabungan antara yang tidak bisa dan yang masih meragukan ada sekitar 20-25 persen. Data tersebut merupakan angka general saat awal vaksin di minggu pertama.

"Untuk target dokter dan nakes di Sumut di tahap awal diambil dari data dari KPC PEN adalah 74.000-an. Perlu saya sampaikan jumlah nakes ini selalu berkembang (update). Mungkin setelah resosialisasi jumlah nakes yang telah divaksin sudah meningkat," tukasnya.

Kontributor : Muhlis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini