SuaraSumut.id - Kesungguhan Wali Kota Medan Bobby Nasution melakukan penataan kawasan heritage Kesawan menuai apresiasi.
Apresiasi datang dari Dr. Phil Ichwan Azhari selaku Ketua Pusat Studi Humaniora Unimed. Ia menyebut, mendukung dan memberi beberapa masukan untuk Pemkot Medan agar penataan kawasan heritage berjalan dan memberikan hasil yang optimal.
Penataan bangunan bersejarah dengan berpegang pada undang- undang cagar budaya harus menjadi prioritas. Bangunan yang rusak dan terlantar diambil alih atau dikelola oleh pemerintah, dirawat dan difungsikan.
Misalnya sebagai galeri sejarah atau museum, galeri seni, cafe tempat berbagai komunitas berkumpul sebagai ruang ekspresi. Semuanya dilakukan dengan latar bangunan heritage yang ada.
Baca Juga:Masuk Indonesia, Harga Toyota Raize dan Daihatsu Rocky Masih Rahasia
"Kawasan Kesawan ini sudah sangat lama diterlantarkan dan dibiarkan rusak serta salah urus oleh Pemko Medan sebagai warisan sejarah kota yang penting. Untuk itu, pembenahannya harus memperhatikan apa yang selama ini diabaikan Pemko Medan, misalnya pemberian bantuan perawatan bangunan bangunan tua yang tidak terawat di kawasan itu," kata Ichwan, Rabu (28/4/2021).
Ichwan menyarankan, bangunan yang rusak dan kumuh diberi bantuan untuk direnovasi dan dicat atau dibuat mural dengan melibatkan seniman Kota Medan.
Apalagi, sebelumnya di Jalan Perdana ada mural seni tiga dimensi "Becak Medan" karya pelukis dunia yang diabaikan dan terlantar begitu saja.
"Alangkah baiknya kalau itu dijadikan rujukan, dipromosikan dan dibuat lainnya yang menggambarkan berbagai ikon Kota Medan," katanya.
Soal Warrenhuis, pihak Ichwan Azhari sudah sejak 10 tahun mengusulkan agar dijadikan museum sejarah Kota Medan.
Baca Juga:Kasus Wali Kota Tanjungbalai, Rumdin dan Kantor Wakil Ketua DPR Digeledah
"Medan termasuk kota yang buruk karena tidak memiliki museum Kota. Sejarah panjang kota ini harusnya tergambarkan di museum itu. Jika museum bisa dibuat di salah satu kawasan heritage itu, maka kawasan ini menjadi destinasi untuk melihat sejarah peradaban kota," ujarnya.
Untuk merealisasikan hal itu, Bobby mengaku tidak main-main. Setelah melakukan sharing knowledge dengan Pemkot Semarang, Bobby sudah mempersiapkan Perwal tentang Pembentukan Badan Pengelola Kawasan Wisata Kota Lama Kesawan (BPKWKLK). Badan ini nantinya akan melaksanakan sebagian kewenangan konservasi dan revitalisasi kawasan wisata kota lama Kesawan.
Saat ini Perwal tentang Pembentukan BPKWKLK sudah didiskusikan ke Bagian Hukum Setda Kota Medan, termasuk SK tentang Penetapan Badan Pengelola.
Meski banyak mengadopsi dari Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang yang dinilai sangat sukses menata kawasan kota lama Semarang, namun tupoksi pembentukan BPKWKLK berbeda dengan BPK2L.
"Untuk badan pengelola di Kota Medan, kita fokus untuk penataan bangunan dan lingkungan di cagar budayanya. Di samping itu juga, pengembangan ekonomi kreatif dan wisata kota lamanya. Jadi, BPKWKLK akan mengkaji apa saja yang dibutuhkan untuk melestarikan cagar budaya," kata Kadis DPKPPR Kota Medan selaku Person In Charge (PIC) KCW Benny Iskandar di Medan, Selasa (27/4).
Ia mengatakan, BPKWKLK juga harus memikirkan semua masyarakat atau pelaku usaha di Kesawan, baik pelaku UMKM di KCW maupun pemilik bangunan agar dapat meningkatkan perekonomian mereka.
"Dua fokus inilah yang jadi tugas utama BPKWKLK, selain untuk mengembalikan kejayaan Kota Medan pada masa lampau," jelasnya.
Terkait mengembalikan kejayaan Kota Medan pada masa lampau, Benny mengungkapkan, ada empat bangunan bersejarah yang akan direvitalisasi yakni Masjid Raya Al Mashun, Rumah Tjong A Fie, Istana Maimun serta Taman Sri Deli.
Keempat bangunan bersejarah ini, jelas Benny, sudah ditinjau Wakil Wali Kota Semarang H Hevearita Gunaryanti Rahayu yang juga selaku Ketua BPK2L.
Dari peninjauan yang dilakukan tersebut, wanita yang akrab disapa Ita itu mengaku sangat kagum dengan kondisi keempat bangunan tua tersebut, termasuk yang ada di kawasan Kesawan.
Walupun sudah tua, bangunan tersebut tampak masih sangat bagus. Artinya, Pemko Medan tinggal memoles sedikit saja sehingga bangunan tua menjadi lebih menarik. Bahkan, bangunan tua di Kota Medan berbeda dengan bangunan tua yang ada di kota lama Semarang maupun di kota tua Jakarta.
"Saya yakin, kawasan Kesawan bisa direvitalisasi sehingga nantinya menjadi kawasan yang sangat luar biasa seperti mengembalikan kejayaan Kota Medan pada saat masa lampau," katanya.
Tidak hanya melakukan revitalisasi, Benny juga mengungkapkan, BPKWKLK juga akan fokus mendukung pemulihan ekonomi yang diikuti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Selain penerapan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat, BPKWKLK akan fokus dengan kualitas makanan maupun kesehatan lingkungan. Dengan keberadaan BPKWKLK nanti, Benny pun optimis KCW akan lebih tertata dan menarik lagi. Saat disinggung kapan BPKWKLK rampung, Benny mengestimasi sebelum lebaran.
"Kita sudah briefing dengan Ibu Wakil Wali Kota Semarang, Jumat lalu. Ada satu kali lagi briefing menunggu beliau memberikan gambaran BPK2L Semarang, termasuk peraturannya. Kalaupun ada perubahan dari beliau, kemungkinan satu atau dua Minggu setelah lebaran," jelasnya.
Bobby sendiri ingin kehadiran BPKWKLK mempercepat penataan kota lama Kesawan. Ia bertekad menjadikan kawasan Kesawan sebagai ikon baru Kota Medan dengan konsep menggabungkan keindahan bangunan tua dan kelezatan kuliner sehingga diharapkan dapat menjadi The Kitchen of Asia.
"Tidak hanya mengembalikan kejayaan Kota Medan pada masa lampau, melalui BPKWKLK kita berharap bisa menstimulus kembali perekonomian yang terpuruk akibat pandemic Covid-19, terutama pelaku UMKM," tukasnya.