Para wisatawan akan dibawa ke tempat-tempat seperti Masjis Raya Al-Mahsum, kemudian wisata budaya Melayu Istana Maimun, kawasan China Town atau kesawan, Kediaman Chong A Fei, Merdeka Walk, Kantor Pos Medan, Patung Guru Patimpus, Pusat Jajanan dan oleh-oleh Jalan Majapahit, Home Industri, Sentra UMK dan Narsis Education.
"Selain dapat pengetahuan sejarah, kami juga memberikan edukasi berwirausaha dan langsung praktek dengan datang ke tempat UKM," tambah Alween.
Wisatawan diajarin membuat pin dan melihat bagaimana mengolah atau membuat sirup markisa. Untuk anak sekokah, ada paket pilihan yang diberikan.
Mengunjungi tempat pertanian perkotaan, peternakan ayam kalkun, atau industri rumahan dan ke percetakan. Di sinilah anak-anak sekolah belajar bagaimana cara membuat pin, mug, dan lainnya.
Baca Juga:5 Gaya Pacaran Ryu Jun Yeol dan Hyeri: Lovestagram hingga Terang-terangan Kencan
Dalam satu hari, kata Alween, ada dua jadwal perjalanan, yaitu pukul 09.00 WIB dan 14.00 WIB. Wisatawan akan diajak berkeliling selama dua setegah jam. Tarifnya sendiri Rp 60 ribu untuk anak-anak dan Rp 75 ribu untuk dewasa.
"Tiket sudah termasuk goodie bag, foto, dan merchandise. Untuk anak yang berusia di bawah tiga tahun gratis dan harus didampingi orangtua," katanya.
Pada masa pandemi Covid-19 mereka juga memberikan masker untuk wisatawan yang ikut. Armada yang digunakan bersih dan juga nyaman serta dilengkapi dengan AC, music, TV, dan CCTV.
"Muatan armada sendiri bisa mengangkat 19 orang dewasa. Untuk anak-anak mencapai 25 orang anak-anak. Wisatawan atau rombongan akan di temani tour guide komunikatif, rapi dan ramah," tandas Alween.
Kontributor : Budi warsito
Baca Juga:ABK Terinfeksi COVID 19, Kapal Motor TLE Dikarantina