SuaraSumut.id - Presiden Soekarno lolos dari upaya pembunuhan. Bung Karno nyaris dibunuh saat hari raya Idul Adha pada 14 Mei 1962.
Kisah itu diceritakan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani yang merupakan cucu dari Bung Karno, melansir Antara, Minggu (15/4/2022).
"Saat salat Idul Adha di Istana Jakarta, pas memasuki rakaat kedua tiba-tiba ada tembakan," kata Puan.
Puan menceritakan, tembakan berasal dari empat orang yang ada di shaf ke empat. Para penembak kesulitan membidik sasaran.
Baca Juga:Heboh Isu Penyakit Kuku Dan Mulut, Pedagang Sebut Masyarakat Tetap Ramai Berburu Daging Sapi
"Mereka kesulitan karena melihat dua orang yang mirip dengan Bung Karno," kata Puan.
Bung Karno pun lolos dari maut. Namun, dua anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden, yaitu Soedrajat dan Soesilo mengalami nasib nahas.
"Mereka terluka dalam peristiwa itu," kata Puan.
Ketua DPR KH Zainul Arifin juga ikut terluka. Sebuah peluru menyerempet bahu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu.
Pada salat Idul Adha waktu itu, Ketua PBNU KH Idham Chalid bertindak sebagai imam. Sedangkan khatib adalah Wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan dan Keamanan/KSAD Abdul Harris Nasution.
Baca Juga:Susunan Pemain Piala Thomas Indonesia vs India Siang Ini
Belakangan empat penembak Bung Karno divonis hukuman mati. Mereka adalah Sanusi Firkat, Djajapermana, Kamil, dan Napdi.
Saat disodorkan dokumen untuk membubuhkan tandatangan eksekusi, Bung Karno tidak sampai hati.
"Karena kakek saya waktu itu meyakini bahwa pembunuh yang sesungguhnya adalah orang-orang yang menjadi dalang perbuatan itu," jelasnya.