SuaraSumut.id - Data Kementerian PUPR melalui Dirjen Pembiayaan Perumahan memperkirakan hingga tahun 2025 angka kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 30 juta unit.
Namun hanya 18 persen calon pembeli properti yang memiliki seluruh pengetahuan yang cukup sebelum memutuskan memilih dan membeli rumah.
Padahal nilai pembelian properti bisa mencapai ratusan hingga miliaran juta rupiah dan komitmen pembayaran bisa mencapai 20 tahun.
Ahli Properti dan Pembiayaan Pinhome, Vina Yenastri memberikan sedikit tips mengenai kesalahan umum pembeli properti di usia muda yang dapat mengakibatkan penyesalan. Diharapkan masyarakat dapat lebih bijak saat akan membeli properti di usia muda.
Baca Juga:Ada Apa di Tanggal 21 Juni? Hari Lahir Jokowi hingga Kematian Soekarno
1. Tidak melakukan riset
Hal yang bisa menyebabkan penyesalan saat membeli properti adalah tidak atau kurang melakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk membeli properti yang diinginkan.
"Seringkali banyak pembeli properti di usia muda yang kurang melakukan riset lebih dalam, sehingga sangat terasa ketika sudah tinggal di hunian ternyata sangat jauh dari akses jalan dan tidak melihat suasana lingkungan sekitar hanya tergiur akan kondisi rumah saja," katanya melansir Antara, Selasa (21/6/2022).
2. Tanpa tujuan jelas
Membeli properti tanpa tujuan yang jelas hanya karena tekanan sosial. Tekanan sosial ini biasanya berasal dari kalangan terdekat seperti keluarga dan teman.
Baca Juga:5 Kontroversi Ustaz Yusuf Mansur yang Kini Rumahnya Digeruduk Massa
"Di lingkungan sering ditemui membeli properti di usia muda hanya karena tekanan sosial dari lingkungan sekitar, jadi hanya langsung membeli saja tanpa cari tahu lebih dalam dan membuat strategi yang tepat ketika akan membeli rumah," katanya.
3. Tidak memiliki tabungan dan investasi
Kesalah ketiga adalah tidak memiliki tabungan dan investasi. Perlu diketahui bahwa sebelum membeli properti harus menyiapkan tabungan khusus properti untuk DP (down payment) yang berpengaruh terhadap lama cicilan properti.
"Ketika membeli properti secara terburu-buru banyak sekali yang memiliki tabungan masih minim dan tidak memiliki investasi sehingga uang hanya habis untuk properti," ujar Vina.
4. Tidak cek kondisi keuangan
Kesalahan keempat adalah tidak mengecek kondisi keuangan dan tidak menyiapkan dana extra. Hal ini karena tidak menyiapkan tabungan yang cukup namun ingin segera membeli properti.
"Kenyataannya biaya-biaya di awal untuk membeli properti seringkali berubah, beberapa hal yang bisa membuat berubah seperti nilai appraisal rumah tidak sesuai dengan harga transaksi," katanya.
"Sebagai contoh, bank ternyata memberikan plafon lebih kecil dari yang awalnya 85 persen sehingga kita hanya DP 15 persen, namun ternyata bank memberikan plafon hanya sebesar 70 persen sehingga kita harus menyiapkan dana lebih banyak untuk DP," ujarnya.
5. Hanya memikirkan jangka pendek
Kelima mengenai hanya memikirkan jangka pendek tanpa menganalisa kondisi keuangan dan tanggungan.
"Sebagian orang melakukan pembelian rumah dengan jumlah terbesar dengan komitmen terpanjang selama hidup. Namun, masih banyak orang yang hanya ingin punya properti secara buru-buru tanpa tujuan jangka panjang terutama pembeli di usia muda hanya memilih rumah secara asal saja," kata Vina.