SuaraSumut.id - Dinkes Sumut mencatat ada 82 petugas penyelenggara Pemilu 2024 mendapatkan perawatan di rumah sakit maupun puskesmas di berbagai kabupaten/kota.di Sumatera Utara.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 orang menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan 72 orang lainnya dirawat di puskesmas. Bahkan, satu dari mereka dinyatakan meninggal dunia.
"Mereka yang terkena dampak terdiri dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr. Alwi Mujahid melansir Antara, Sabtu (17/2/2024).
Alwi merinci 82 orang itu terdiri dari anggota Bawaslu, anggota KPPS, Linmas, PPK, PPS dan saksi.
"Dari sebaran geografis, terlihat bahwa kabupaten/kota dengan jumlah kasus tertinggi adalah Tanjung Balai dengan 41 orang, Toba dengan 10 orang, Labuhanbatu Selatan dan Padang Lawas masing-masing 8 orang, Simalungun 6 orang, Deliserdang 4 orang, Medan 3 orang, dan Asahan 2 orang," cetusnya.
Pihaknya tengah menunggu laporan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Sumut terkait perkembangan selanjutnya terhadap para petugas yang mendapatkan perawatan medis tersebut.
"Saya mengimbau kepada Dinkes kabupaten/kota se-Sumut untuk melaporkan seluruh petugas penyelenggara pemilu yang mendapatkan pertolongan medis," sebutnya.
Sementara itu, petugas KPPS Pemilu 2024 di Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat bernama Larto (52) meninggal dunia diduga sesak nafas saat menjalankan tugas pemungutan suara pada Pemilu 2024.
"Larto sempat pingsan di sekitar TPS, usai menandatangani formulir C hasil perolehan suara. Kemudian Larto dilarikan ke Puskesmas namun dalam perjalanan meninggal dunia," ujar ketua PPK Sawit Sebrang, Ahmad Fauziar Afifuddin.