3 Gunung Api di Indonesia Jadi Fokus Siaga, 2 Gunung Turun Level

Lalu, gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sampai hari ini masih terus erupsi.

Suhardiman
Senin, 13 Januari 2025 | 13:37 WIB
3 Gunung Api di Indonesia Jadi Fokus Siaga, 2 Gunung Turun Level
Asap terlihat mengepul dari Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Klatanlo, Kabupaten Flores Timur. [ARNOLD WELIANTO / AFP]

SuaraSumut.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabarkan kondisi terkini kondisi gunung api di Indonesia. Peristiwa erupsi gunung api di beberapa wilayah masih menjadi fokus utama dalam penanganan dan siaga darurat.

Tiga gunung yang dimaksud adalah Gunung Ibu, Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Merapi. Selain mengabarkan status terkini tiga gunung yang menjadi fokus siaga, BNPB dan PVMBG memberikan kabar terbaru status vulkanologi dua gunung yang turun level dari Level III Siaga ke Level II Waspada.

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara kembali erupsi pada Sabtu (11/1/2025) pukul 19.35 WIT. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 4.000 meter di atas puncak (5.325 mdpl) berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 mm dan durasi 3 menit 5 detik. Saat terjadi erupsi, Gunung Ibu juga memuntahkan lontaran lava pijar kurang lebih 2 kilometer dari pusat kawah.

"Lontaran lava terlihat dengan mata telanjang berwarna merah menyala dan membumbung tinggi ke angkasa disertai suara gemuruh. Beruntung tidak ada korban jiwa atas kejadian ini," katanya, Senin (13/1/2025).

Atas peristiwa itu, PVMBG memperluas radius rekomendasi yakni 4 kilometer dan 5,5 kilometer sektoral ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif.

"Gunung Ibu terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya hingga hari ini. Warga sekitar maupun pendatang diharapkan dapat mematuhi rekomendasi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat," ujarnya.

Lalu, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sampai hari ini masih terus erupsi. Berdasarkan laporan evaluasi yang dirangkum sepekan terakhir sejak tanggal 1-7 Januari 2025, aktivitas erupsi gunungapi dengan ketinggian 1.584 mdpl ini telah terjadi 6 kali.

Di sisi lain, gempa letusan terjadi 6 kali, gempa hembusan 135 kali , gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi 8 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal 9 kali, gempa tektonik jauh 48 kali.

"Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik gunung api Lewotobi Laki-laki mengalami sedikit kenaikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1.200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 100-1.000 meter," ucapnya.

Terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak. Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Dari hasil evaluasi tersebut, masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung/ wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya- timur laut sejauh 6 kilometer," ungkapnya.

Berikutnya, Gunung Merapi yang meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, serta Kabupaten Sleman juga masih ditetapkan dalam level III atau Siaga.

Sampai hari ini aktivitas vulkanik cukup tinggi. Aktivitas erupsi yang masih cukup tinggi sampai hari di awal tahun 2025 menjadi catatan bagi BPPTKG dan pemerintah daerah, menyusul curah hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi.

"Dalam monitoring yang dilakukan BPPTKG dan disiarkan dalam forum Media Merapi, volume curah hujan di atas puncak bervariasi mulai dari 8 milimeter hingga di atas 100 milimeter. Adapun durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit," cetusnya.

Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Dua gunung api turun ke level II

Dari beberapa gunung api yang masih ditetapkan dalam level III atau siaga, ada dua gunung api justru turun menjadi level II atau Waspada. Adalah Gunung Iya di Ende, Nusa Tenggara Timur dan Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

"Gunung Iya telah diturunkan ke dalam level II pada 8 Januari 2025. Penurunan status ini berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental aktivitas gunung itu selama periode 1-7 Januari 2025,' jelasnya.

Kendati sudah turun ke level waspada, namun gempa dangkal maupun dalam masih terus tedeteksi. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah utama.

Selanjutnya, Gunung Karangetang diturunkan statusnya menjadi level II pada Sabtu (11/1/2025). Kendati demikian, masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan mendekati radius 1,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), termasuk wilayah sektoral 2,5 kilometer pada arah barat daya dan selatan.

"Tingkat aktivitas gunung akan ditinjau dan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini