SuaraSumut.id - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengumumkan hasil pemeriksaan terkait kasus Kapolres Pelabuhan Belawan nonaktif AKBP Oloan Siahaan yang menembak mati remaja di Tol Belmera, Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Komisioner Kompolnas Mohammad, Choirul Anam, menyampaikan pihaknya telah melakukan serangkaian investigasi terkait kasus penembakan AKBP Oloan terhadap remaja yang diduga terlibat tawuran ini.
Hasilnya, Kompolnas menemukan adanya dugaan pelanggaran SOP yang dilakukan AKBP Oloan Siahaan terkait penembakan hingga berujung tewasnya satu orang remaja berinisial MS (15).
"Apakah ada potensi pelanggaran terhadap SOP yang ada dalam konteks penembakan? Terdapat dugaan pelanggaran penerapan SOP," katanya saat konferensi pers di Polda Sumut, Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, indikator dugaan pelanggaran SOP yang terjadi adalah bagaimana respons situasi yang ada dengan tindakan yang diambil oleh Kapolres Pelabuhan Belawan nonaktif AKBP Oloan Siahaan.
"Ukuran ancaman (yang dihadapi) dan ukuran mengambil tindakan (sehingga terjadi penembakan), itu paling kuat duggan pelanggaran," kata Choirul Anam.
Meski begitu, Kompolnas belum dapat memastikan mengapa AKBP Oloan mengambil keputusan menembak remaja tersebut, karena mantan Kasat Narkoba Polrestabes Medan tersebut sedang berada di Patsus Propam Mabes Polri.
"Kami belum bisa memastikan ceritanya detail karena pak Kapolres sekarang sedang di Patsus Propam (Mabes Polri)," ucapnya.
Lebih lanjut, Choirul Anam juga menyampaikan dari pemeriksaan Kompolnas mendapati memang ada sejumlah remaja yang terlibat tawuran yang membawa senjata tajam dan mercon di Tol Belmera, Medan tersebut.
"Betul (ada tawuran), bagaimana kami mendapat informasi ini, satu dari jejak digitalnya, yang kedua memang kesaksian dari korbannya sendiri maupun dari petugas yang lain (Jasa Marga)," ucapnya seraya mengatakan mobil petugas Jasa Marga juga menjadi sasaran penyerangan pelaku tawuran.
"Sehingga firm di situ di ruang yang seharusnya tidak boleh ada anak-anak yang melintas, di sana ada (sejumlah anak remaja) jumlahnya belasan, mereka ada bawa senjata tajam," sambung Choirul Anam.
Kompolnas menyampaikan memang ada situasi yang membuat masyarakat khususnya pengguna jalan tol merasa tidak aman.
Kondisi itu diduga membuat AKBP Oloan mengambil diskresi menembak remaja yang berada di lokasi tawuran.
"Dari peristiwa itu sebenarnya apa yang terjadi kok sampai ada penembakan, situasinya memang memungkinkan terdapat ancaman dan ketidakamanan di ruang publik, di jalan tol harusnya steril, oleh karenanya dia (AKBP Oloan) melakukan penembakan," katanya.
Usai mengumumkan hasil pemeriksaan atas kasus AKBP Oloan tembak mati remaja di Tol Belmera, Kompolnas memastikan akan terus mengawal proses pemeriksaan ini hingga tuntas.
- 1
- 2