Produksi Karet di Sumut Terganggu Gegara Fenomena La Lina

Fenomena iklim global La Nina diprakirakan baru berakhir Juni 2021. Akibat La Nina, hingga Maret produksi karet Sumut diperkirakan turun hingga 45 persen.

Suhardiman
Kamis, 25 Maret 2021 | 09:10 WIB
Produksi Karet di Sumut Terganggu Gegara Fenomena La Lina
Ilustrasi petani karet. (Shutterstock)

SuaraSumut.id - Produksi karet diprediksi masih akan terus berkurang karena fenomena La Nina masih berlangsung hingga Mei 2021.

Demikian dikatakan Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Irwansyah, dilansir Antara, Kamis (25/3/2021).

"Meski intensitas La Nina diprakirakan berkurang dari sedang atau moderat menuju lemah, namun masih akan berdampak pada penurunan produksi karet Sumut," katanya.

Dari informasi bahwa pada Maret-April 2021 sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan masih berpotensi mendapatkan curah hujan menengah-tinggi (200-500 mm/bulan).

Baca Juga:Rudy Eka Priyambada: Pemain Timnas Putri Sudah Beradaptasi

Fenomena iklim global La Nina diprakirakan baru berakhir Juni 2021. Akibat La Nina, hingga Maret produksi karet Sumut diperkirakan turun hingga 45 persen.

"Jadi kalau La Nina masih terus berlangsung hingga Mei, maka penurunan produksi karet bisa lebih besar lagi," katanya.

Secara umum pada Mei 2021 diprakirakan fase transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

"Produksi karet yang turun sangat mengganggu operasional pabrik karet di Sumut sehingga otomatis ekspor juga turun," katanya.

Beruntung harga ekspor karet TSR20 masih bertahan menguat. Harga karet ekspor di Maret misalnya masih di atas di harga rata-rata Februari yang 1,68 dolar AS per kg.

Baca Juga:Ingin Rezeki Selalu Lancar, Jalankan 3 Amalan Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini