SuaraSumut.id - Polisi masih terus melakukan pengembangan terkait kasus daur ulang alat test antigen di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus ini.
"Saat ini masih terus dilakukan pengembangan. Kemungkinan pihak-pihak lain yang diduga sebagai pelaku," katanya, dilansir dari Antara, Jumat (30/4/2021).
"Kemungkinan ke depan pengembangan tersangka itu, mungkin saja," tambahnya.
Baca Juga:Muncul Klater Masjid di Karanganyar, Tenyata Ini Awal Penyebaran Covid-19
Dalam kasus ini, pihak Polda Sumut telah menetapkan lima orang tersangka, masing-masing berinisial PM, DP, SP, MR dan RN.
Salah satu tersangka, berinisial PM merupakan Pelaksana Tugas Branch Manager Laboratorium Kimia Farma Medan yang berada di Jalan RA Kartini. Sedangkan keempat tersangka lainnya merupakan pegawai kontrak dan pekerja harian lepas di kantor Kimia Farma tersebut.
Panca Putra mengatakan, motif tersangka demi mendapatkan keuntungan. Kegiatan yang telah dilakukan sejak Desember 2020 itu, diperkirakan sudah meraup keuntungan sekitar Rp 1,8 miliar.
"Barang bukti yang diamankan uang Rp 146 juta. Kita prediksi selama beroperasi meraup keuntungan mencapai Rp 1,8 miliar," kata Panca Putra.
Ia menyebut, ada sekitar 100-200 orang yang menjalani test swab setiap harinya. Biaya yang dikeluarkan untuk sekali test swab Rp 200 ribu.
"Satu hari bisa 150 sampai 200 orang yang melakukan tes swab ini. Kalau kita hitung saja 100 sehari (yang swab) maka dalam 3 bulan bisa mencapai 9.000 orang. Jadi ini masih kita dalami dan menelusuri barang-barang apa saja yang di daur ulang," katanya.
Baca Juga:Suzuki GSX-S1000 Model 2022 Tampil Lebih Agresif
Para tersangka dijerat dengan Pasal 98 ayat (3) juncto Pasal 196 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 8 huruf (b), (d) dan (e) juncto Pasal 62 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.