Aktivis 98 Ingatkan Pemerintah yang Masih Mengandalkan Utang untuk Belanja Negara

pemerintah ingin memperluas sumber pajak baru yang juga akan menyasar 64 juta usaha mikro yang saat ini sedang kesulitan permodalan.

Suhardiman
Selasa, 17 Agustus 2021 | 13:46 WIB
Aktivis 98 Ingatkan Pemerintah yang Masih Mengandalkan Utang untuk Belanja Negara
Ketua Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98 Sahat Simatupang. [Ist]

SuaraSumut.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2022 di depan anggota DPR, pada Senin (16/8/2021).

Dalam pidatonya, Jokowi mengaku, pemerintah akan memfokuskan anggaran tahun 2022 pada enam hal. Salah satunya upaya pengendalian Covid-19.

Jokowi juga menyebut pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan pada kisaran 5,0 persen hingga 5,5 persen. Jokowi mengatakan akan berusaha maksimal mencapai target pertumbuhan di batas atas, yaitu 5,5%.

Ia mengatakan, harus tetap waspada, karena perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis. Jokowi juga akan menggunakan seluruh sumber daya, analisis ilmiah, dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan pandemi Covid-19. Dengan demikian, pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga serta terus dipercepat dan diperkuat.

Baca Juga:Penyanyi Kris Wu Resmi Ditangkap dalam Kasus Pemerkosaan

Namun kekhwatiran terhadap  postur APBN 2022 yang belum mencerminkan perbaikan ekonomi dan masih mengandalkan utang mendapat perhatian aktivis 98 yang bergabung dalam wadah Perhimpunan Pergerakan 98.

Ketua Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98 Sahat Simatupang mengatakan, pidato Jokowi saat penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2022 membuktikan perekonomian Indonesia belum tumbuh positif, meski Undang-Undang Cipta Kerja yang diklaim pemerintah menciptakan iklim berusaha dan berinvestasi sudah disahkan tahun 2020.

"Jadi asumsi pertumbuhan ekonomi 2022 yang tidak tegas menyebut 5 % atau 5,5 % memperlihatkan pemerintah tidak percaya diri. Seharusnya pertumbuhan ekonomi tidak bisa dibuat dalam batas bawah dan batas atas." kata Sahat Simatupang, dalam keterangan yang diterima, Selasa (17/8/2021).

Untuk membiayai belanja negara tahun 2022, jika melihat postur RUU APBN 2022, kata Sahat, masih mengandalkan utang.

"Sumber belanja negara 2022 kalau dilihat detailnya Rp 900 triliun masih bersumber dari hutang. Jadi pemerintah jangan mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi kita bagus." kata Sahat.

Baca Juga:Viral Video Pelajar SMA Berbuat Mesum Tersebar, Warga: Efek Gak Sekolah Jadi Salah Jalur!

Sahat meminta Jokowi berhati - hati terutama kepada menteri yang membidangi ekonomi dan keuangan apalagi beberapa sektor bisnis dikatakan membaik padahal sumber APBN 2022 masih mengandalkan hutang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini