Temuan Psikolog Polda Sumut Terhadap Begal: Muncul Rasa Bangga dan Ingin Diakui Eksistensi

Ditambah lagi merasa superior menjadikan perilaku mereka muncul secara spontan tanpa dipertimbangkan.

Suhardiman
Minggu, 30 Juli 2023 | 00:52 WIB
Temuan Psikolog Polda Sumut Terhadap Begal: Muncul Rasa Bangga dan Ingin Diakui Eksistensi
Polda Sumut memprofiling tersangka pencurian dengan kekerasan atau begal . [dok Polda Sumut]

SuaraSumut.id - Polda Sumut memprofiling tiga tersangka pencurian dengan kekerasan atau begal berinisial TA (18), RS (16), dan JY (16). Profiling dilakukan oleh Kasubbag Psipol Bag Psikologi Ro SDM Polda Sumut AKP Zulhafni, Psikolog Kepolisian TK II Ro SDM Polda Sumut Ipda Halim Perdana Kusuma dan Aipda Dian Juliana Wardayani.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, dari segi usia ketiganya masih tergolong remaja dan labil.

"Mereka tergolong remaja, profil kepribadian masih belum terbentuk secara permanen dan mudah untuk berubah-ubah," kata Hadi kepada suarasumut.id, Minggu (30/7/2023).

Kasubbag Psipol Bag Psikologi Ro SDM Polda Sumut AKP Zulhafni menjelaskan, ketiga tersangka di usia remaja membutuhkan eksistensi, dan ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan.

Baca Juga:Menikmati Suara Indah Giant Jay di Lagu Aku yang Salah

Namun hal itu dilakukan pada jalur menyimpang. Ada rasa kebangga terhadap statusnya sebagai begal atau kejahatan jalanan.

"Ini membuat mereka merasa lebih dari orang lain, tidak ada yang ditakuti. Sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan dengan orang lain, rasa egonya muncul," ujarnya.

Ditambah lagi merasa superior menjadikan perilaku mereka muncul secara spontan tanpa dipertimbangkan. Akibatnya terlebih dahulu bagi dirinya dan lingkungan sekitar.

"Kesimpulan dari hasil pemeriksaan secara psikologis, peristiwa pencurian dengan kekerasan secara begal terjadi karena para tersangka ingin menunjukkan eksistensinya," ucapnya.

"Namun, tanpa disertai pertimbangan yang matang dan dampak yang ditimbulkan karena sikap kedewasaan yang belum terbentuk secara penuh atau immature," sambungnya.

Baca Juga:Green Touring - Road to WAG 51 dengan Konvoi dan Panen Sayuran Organik, Inilah Makna Sebuah Perayaan Ulang Tahun

Menurut Zulfahni, kendali emosi yang masih labil memicu dorongan amarah pada para tersangka untuk dilampiaskan terhadap korban. Kejadian pembegalan akibat dari kurangnya kedewasaan dan pengolahan informasi secara mendalam.

"Disebabkan pula adanya rasa satu kesatuan yang tidak diimbangi dengan kedewasaan bertindak dan berpikir," terangnya.

Diperlukan adanya kegiatan intervensi psikologis secara intens untuk mengetahui motif dan latar belakang kejadian secara mendalam, dan mengetahui kondisi psikologis para remaja ini yang terlibat secara lebih mendalam

"Tujuannya untuk bahan evaluasi kepribadian tersangka dan sebagai tindak lanjutnya diberikan pembinaan psikologis, serta perhatian dan dukungan keluarga," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini