SuaraSumut.id - Kehilangan orang yang dicintai memanglah hal yang berat. Tidak hanya menimbulkan luka mendalam, kehilangan orang yang dicintai dapat menimbulkan beragam emosi.
Duka cita akibat kehilangan harus segera ditangani. Psikolog anak dan keluarga Sani B. Hermawan menjelaskan bahwa upaya untuk mengatasinya melibatkan tahapan yang kompleks.
"Mengatasi rasa kehilangan orang yang dicintai tidak mudah. Tentunya kan ada griefing process, ada pasca-kehilangan. Biasanya kehilangan itu disertai dengan rasa penyesalan, rasa bersalah, rasa tidak percaya, dan itu prosesnya maju mundur sampe ke tahap penerimaan," katanya melansir Antara, Rabu (15/5/2024).
Proses berduka mencakup beberapa tahapan, yang dimulai dari tahap tidak percaya. Di mana saat seseorang mungkin bertanya-tanya, "Apakah benar ini terjadi?"
Tahapan itu dapat berlanjut ke tahap rasionalisasi. Pada tahap ini, seseorang berusaha mencari alasan atau memutarbalikkan kejadian.
Tahap selanjutnya adalah kemarahan dan kesedihan. Masa munculnya perasaan marah dan sedih yang bercampur aduk.
Tahapan-tahapan itu akhirnya akan menuju pada penerimaan. Masa ketika orang mulai menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan.
Dia mengaku setiap individu dapat melalui proses berduka akibat kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang berbeda.
Faktor-faktor seperti spiritualitas, kekuatan internal, dukungan dari keluarga dan orang terdekat, dan bantuan dari profesional dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengatasi rasa kehilangan.
"Yang utama di sini adalah mendekatkan diri pada Tuhan, memiliki pendampingan dari keluarga terdekat, dan berkonsultasi ke ahlinya, misal psikolog. Bahkan jika dibutuhkan minum obat juga dari psikiater," kata Sani.