SuaraSumut.id - Masyarakat di Aceh diizinkan untuk merayakan pergantian tahun 2025. Namun demikian, ada syarat yang harus diikuti.
Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali mengatakan, kegiatan tersebut agar lebih difokuskan pada dzikir, wirid, doa, tafakkur, membaca Al Quran, ceramah agama dan sejenisnya.
"Ketentuan ini tertuang dalam tausiyah Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Nomor 13 Tahun 2024 tentang Perayaan Tahun Baru Masehi 2025," katanya, melansir Antara, Senin (30/12/2024).
Adapun keputusan dalam tausyiah MPU Aceh difokuskan pada dzikir, wirid, doa, tafakkur, membaca Al Quran, ceramah agama dan sejenisnya, baik secara berjamaah atau perseorangan.
Kemudian, kegiatan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dalam perayaan menyambut tahun baru masehi, seperti meniup terompet, menyalakan lilin, kembang api, dan musik yang hingar bingar serta bentuk kegiatan lain yang sejenis agar dapat dihindari.
"Bagi masyarakat muslim dilarang melakukan dan mengikuti acara ritual khas non muslim serta penggunaan atributnya," ujarnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk dapat bersikap toleransi dan saling menghargai antar umat beragama.
"Bahwa masyarakat diharapkan agar bersikap toleran dan saling menghormati antar umat beragama," katanya.