Gelar Kreasi Literasi Keuangan, Astra Financial Dukung Peningkatan Literasi Keuangan

Sebanyak lebih dari 1.200 peserta yang terdiri dari guru dan pelajar baik yang hadir secara langsung maupun Zoom.

Suhardiman
Jum'at, 14 Maret 2025 | 15:39 WIB
Gelar Kreasi Literasi Keuangan, Astra Financial Dukung Peningkatan Literasi Keuangan
Direktur Astra sekaligus Director in Charge Astra Financial Suparno Djasmin. [dok Istimewa]

Program literasi keuangan terbaik yang terpilih akan dijadikan sebagai contoh percontohan, yang dapat diadaptasi dan diterapkan oleh guru-guru lainnya, guna memperluas dampak positif dalam peningkatan pemahaman keuangan.

Astra Financial juga menawarkan kesempatan beasiswa bagi 68 siswa dan mahasiswa Perkumpulan Amal Bakti serta memberikan sumbangan sarana dan prasarana berupa Laboratorium Literasi Keuangan yang diharapkan dapat mendorong riset, diskusi, serta kegiatan literasi keuangan lainnya, termasuk pengisian Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan OJK.

Melalui KLiK Astra Financial, diharapkan dampaknya dapat lebih luas dengan menjangkau jumlah penerima manfaat yang lebih besar. Pada tahun 2024, Astra Financial beserta seluruh unit bisnisnya telah menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi keuangan yang berhasil memberikan manfaat kepada lebih dari 30 ribu penerima.

Tahun ini, Astra Financial menargetkan untuk melampaui pencapaian tersebut melalui program KLiK Astra Financial.

Pentingnya Pemahaman Keuangan

Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Provinsi Sumut, Yovvi Sukandar, mengungkapkan pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia guna menghindari risiko penipuan dan pengelolaan keuangan yang buruk.

Dalam perhelatan KLiK Astra Financial tersebut, Yovvi menekankan bahwa banyak masyarakat yang masih menjadi korban penipuan finansial yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Menurut Yovvi, salah satu bentuk penipuan yang sering terjadi adalah praktik phishing, di mana penipu menggunakan email atau pesan palsu yang menyerupai komunikasi resmi dari lembaga keuangan.

"Modus seperti phishing ini seringkali menjerat korban yang kurang berhati-hati dalam menjaga informasi pribadi mereka. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan selalu memeriksa keaslian informasi yang diterima," jelas Yovvi.

Lebih lanjut, Yovvi juga menjelaskan bahwa penipuan finansial tidak hanya terjadi melalui email atau pesan singkat, namun juga dapat melibatkan transaksi dengan oknum yang mengatasnamakan koperasi yang tidak berizin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini