SuaraSumut.id - Seorang sopir minibus jenis Xenia ditetapkan sebagai tersangka kasus kecelakaan lalu lintas. Sopir berinial AKH itu bertabrakan dengan pengendara sepeda motor yang menyebabkan dua korban meninggal dunia.
Kecelakaan maut itu terjadi pada Sabtu (20/11/2021) di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Dusun 5, Desa Aek Ledong, Kecamatan Aek Ledong, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Dua pengendara sepeda motor tewas bernama Hasan (17) dan Haris. Keduanya berboncengen mengendarai Honda Revo BK 5617 IG.
"Korban Hasan meninggal dunia di tempat. Sedangkan Haris meninggal saat dilakukan perawatan di RSU Lina di Pulau Raja," kata Kasat Lantas Polres Asahan AKP Jodi Indrawan, Minggu (21/11/2021).
"Berdasarkan hasil olah TKP, AKH ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku adalah sopir mobil Xenia Silver BK 1046 HR," katanya.
Jodi Indrawan menuturkan, saat kejadian pada Sabtu (20/11/2021), mobil yang dikemudikan AKH melaju dari arah Rantauprapat menuju arah Kisaran. Tiba di lokasi, mobil tersebut menabrak sepeda motor korban yang datang dari arah berlawanan.
Setelah menghantam sepeda motor, mobil nahas itu menabrak truk yang berada di belakang sepeda motor korban. Kedua korban terpental dari kendaraannya, sementara Hasan terlindas truk yang ada di belakang mereka.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap AKH, supir mobil Xenia tersebut mengaku mengantuk dan tidak sadarkan diri saat sedang menyetir.
"Sopir mengantuk, saat kami menginterogasi ia mengaku tidak ingat dengan kejadian tersebut. Setelah terjadi kecelakaan, tersangka baru tersadar," jelasnya.
Baca Juga: 1.129 Personel Dikerahkan Amankan Pilkades di 7 Kabupaten di Sumut
Selain itu, terungkap fakta, bahwa si sopir baru pandai menyetir tiga bulan dan tidak memiliki surat izin mengemudi. Atas peristiwa yang sebabkan dua orang tewas, AKH melanggar pasal 106 ayat satu subsider pasal 310 ayat 4 UU Lalulintas angkutan darat nomor 22 tahun 2009.
"Dari olah TKP, awal mula kasus ini berasal dari mobil Xenia. Supir mengakui bahwa dia mengantuk. Dengan itu kami sangkakan dengan pasal 106 ayat satu subsider pasal 310 ayat 4 UU Lalulintas angkutan darat nomor 22 tahun 2009, dengan ancaman pidana 6 tahun penjara," tandas AKP Jodi.
Kontributor : Budi warsito
Berita Terkait
-
Buruh Bilang Kenaikan UMP Sumut 2022 Lebih Murah dari Bayar Parkir Motor
-
Elang Brontok Dilepasliarkan di Kawasan Cagar Alam Dolok Sipirok
-
UMP Sumut 2022 Naik Cuma Rp 23 Ribu
-
Ayah di Gunungsitoli Diduga Gangguan Jiwa Bunuh Anak Kandung Lalu Coba Bunuh Diri
-
Mantan Kades di Madina Segera Disidang Terkait Dugaan Korupsi
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Bencana Alam Sumut: 209 Orang Luka-Luka, 60 Masih Hilang!
-
224 Desa di Aceh Belum Teraliri Listrik, Ini Kata Menteri Bahlil
-
Konektivitas Aceh Mulai Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen Usai Fase Darurat
-
Jembatan Krueng Tingkeum Akhirnya Dibuka Lagi, Denyut Nadi Ekonomi Bireuen Aceh Berangsur Pulih
-
Tentara Bubarkan Aksi Massa Bawa Bendera GAM di Lhokseumawe, Ini Kata Kapuspen TNI