"Saya sendiri pernah mengalami tahun 2000 waktu saya Menko Ekonomi Gusdur, harga CPO di luar negeri naik 100 persen, pengusaha sawit greedy rakus berlebihan dia ambil jatah dalam negeri buat dijual di luar negeri sehingga harga minyak goreng di dalam negeri bisa naik lebih dari 100 persen kayak yang terjadi persis kayak gini," katanya.
Mengatasi permasalahan ini, Rizal memanggil anak buahnya untuk mengumpulkan seluruh pengusaha sawit di Indonesia.
"Saya masalahnya gampang, saya panggil anak buah saya waktu itu Menteri Perindustrian dan Perdagangan namanya Jenderal Luhut Panjaitan. Saya bilang bang ini daftar nama raja sawit swasta, ini daftar raja sawit BUMN panggil mereka sampaikan pesan saya," ungkap Rizal.
Ia juga mengingatkan pengusaha sawit agar jangan lupa kacang sama kulitnya.
Baca Juga:Ratusan Pejabat DKI Jakarta Belum Lapor LHKPN, Ini Respons Wagub Riza
"Kalian semua nanam sawit ini di tanah negara lho, tanah negara itu milik rakyat yang kelola negara, jangan kebalik ini," ucapnya.
Rizal mengingatkan kepada produsen sawit akan menindak tegas bila harga sawit tidak kunjung turun di Indonesia.
"Yang ketiga kali dalam sebulan harga minyak goreng gak kembali normal, gua akan periksa semua pajaknya, pasti gak beres gua tangkap dan gak ada ampun," tegasnya.
Alhasil, dalam kurun waktu tiga minggu harga minyak goreng di Indonesia kembali turun dan terjangkau bagi masyarakat.
Rizal mengatakan, cara ini mestinya masih relevan dilakukan oleh pemerintah dalam menekan harga minyak goreng.
Baca Juga:Pengalaman Lucu Mengikuti Event di Suara.com & Yoursay.id
"Ya masih dong, kan gak berubah jatah dalam negeri dijual ke luar, yang kedua tanah negara, tanah rakyat ini, cuma pejabatnya punya nyali gak dengan mereka-mereka (raja sawit) ini," tukasnya.